Bekerjasama dalam Teamwork

            Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Sedangkan TIM adalah kelompok kerja yang terbentuk dari individu-individu yang melihat diri mereka, dan dilihat oleh orang lain sebagai suatu kesatuan sosial, yang saling ketergantungan karena tugas yang mereka kerjakan sebagai anggota kelompok yang terikat dalam satu atau lebih organisasi, dimana tugas yang dikerjakan mempengaruhi orang lain (Guzzo & Dickson, 1996).

Ciri – ciri kelompok

Menurut  Theodore M. Mills dalam bukunya  The Sociology of Small Groups Suatu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)
·         Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain(akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)
·         Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.
·         Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama

Sedangkan Menurut Soerjono Soekato, suatu himpunan manusia atau yang dikatan sebagai kelompok sosial memiliki ciri kurang lebih sebagai berikut :
·         Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
·         Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
·         Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
·         Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
·         Bersistem dan berproses.
·         Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung pada kesungguhan anggotannya dalam melaksanakan perannya
·         Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
·         Memiliki kepentingan bersama.

Tahap Pembentukan Kelompok

1.      Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
2.      Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
3.      Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
4.      Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
5.      Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

Kekuatan teamwork

Suatu contoh lain dari sinergi dan kerjasama Tim sebagai contoh ideal seperti “Semut”. Sejumlah semut adalah pemotong daun,  semut-semut yang lain membawa daun kesarang, Lalu ada tim prajurit yang mempertahankan dari serangan pemangsa semut. Ada tim semut kecil yang menaiki daun untuk melindungi terhadap parasit. Ada ratu semut yang bertelur, dan ada pekerja yang melayani ratu dan bayinya. Beberapa dari semut itu adalah penjaga jamur, dan mereka merawat jamur-jamur yang diproduksi daun karena semut itu hanya memakan jamur, bukan daun nya. Dan setiap semut bila bertemu dengan sesamanya meluangkan waktu sejenak untuk bertegur sapa. Bagaimana dengan manusia?
Sama halnya dengan sebuah organisasi dan perusahaan yang masing-masing anggotanya sering berjuang untuk bekerja dalam TIM serta untuk mancapai hasil yang sinergis sehingga satu tambah satu dapat lebih besar dari dua, dan bahwa hasil sinergi dan kerjasama tim akan menguntungkan setiap anggota TIM.
Itulah kekuatan mengagumkan sinergi dan kerjasama tim di alam dan itu merupakan model yang semestinya menjadi bahan refleksi dan renungan. Hal ini berarti dalam sinergi dan kerja sama Tim yang mengagumkan dari kekuatan masing-masing individual, fungsi individual, kemampuan individual, dan  mengemasnya supaya beroperasi dalam kesinkronan satu sama lain, semuanya mengarah pada suatu sasaran tangguh akan menghasilkan karya luar biasa. Tim yang dapat mewujudkan sinergi sempurna seperti itu menjadi mengagumkan, kekuatan yang tidak dapat dihambat dan tidak terbendung.
Jadi sinergi berhubungan dengan kajian diantara bagian-bagiannya. Dalam keluarga misalnya saat suami isteri berinteraksi, atau saat orang tua berinteraksi dengan anak-anaknya, sinergi terletak dalam hubungan diantara mereka. Disana tertletak pikiran kreatifnya, pikiran baru yang menghasilkan pilihan-pilihan baru, alternatif lain Sinergi bukan hanya kerja kelompok atau kerjasama.
Sinergi adalah kerja kelompok yang kreatif, kerjasama yang kreatif. Sesuatu yang baru yang tidak ada sebelumnya di ciptakan dan tidak akan dapat di ciptakan tanpa mensyukuri perbedaan. Kunci untuk menciptakan sinergi dengan belajar untuk menghargai bahkan mensyukuri perbedaan latar belakang Adat Istiadat, Kepribadian maupun pengalaman dan pendidikan. Karena perbedaan-perbedaan itulah yang menunjukan hasil kerja tim menjadi lebih baik dan optimal.
Kita memahami ternyata dalam hidup ini setiap orang memiliki perbedaan-perbedaan dan kita juga memahami bahwa menghargai keunikan orang lain itu berat. Banyak orang lebih cenderung ingin membentuk orang sesuai dengan ukuran pandangan atau gambaran dirinya sendiri.
Dengan selalu merasa diri paling benar atau merasa aman bilamana pendapatnya yang paling benar sedangkan pandangan atau mendengarkan pendapat pihak lain  yang berbeda dengan diri sendiri maka terjadi konflik batin seakan-akan pandangan atau pendapat berbeda tersebut mengancam posisi rasa aman terhadap diri sendiri. Kita ingin mereka sependapat dengan kita, untuk berpikir seperti cara kita  berpikir, atau mengikuti ide-ide kita. Tetapi seperti lazimnya berlaku asas “ kalau setiap orang berpikiran sama tentunya tidak ada tempat lagi yang berpikir berbeda” Tanpa perbedaan, tidak ada dasar untuk sinergi, tidak ada opsi untuk menciptakan solusi-solusi dan peluang-peluang baru.
Kuncinya tentu kita belajar menggabungkan yang terbaik dari perbedaan menjadi sebuah kekuatan yang menciptakan sesuatu yang sepenuhnya baru. Anda tidak dapat membuat masakan lezat tanpa keragaman. Anda tidak dapat membuat gado-gado atau salad tanpa keragaman. Keragaman itulah yang menciptakan minat, rasa,kombinasi baru yang menggabungkan yang terbaik dari semua hal yang berbeda.


Daftar Pustaka
v  Team Penulis, LKS Sosiologi : CV. Gema Nusa.
v  Levi, Daniel. 2013. Group Dynamics fot Teams : SAGE Publications.
v  Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi : Satu pengantar : Rajawali pers
v  Prismadia, Kory. 2008 "Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Marston dan Kohesivitas Tim Kerja"
lib.ui.ac.id/file?file=digital/125983-155.23%20PRI%20h%20...pdf. diakses tanggal 19 juni 2015 pukul 20:44 WIB
v  https://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial diakses tanggal 19 juni 2015 pukul 21:00 WIB


Komentar

Postingan Populer