Konvensi Naskah
Konvensi naskah
adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim,
dan sudah disepakati serta menuntut suatu persyaratan lain seperti persyaratan
formal yang meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus
diikuti dalam dunia penulisan; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan
itu kelihatan tampak lebih indah dan menarik.
Dari segi
persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara
formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa
suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila
bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya
Dalam pembuatan
naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap
sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian.
Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub
bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran
atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.
Dalam pembuatan
naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan
kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu
jelas, teratur dan menarik.
Persyaratan
formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga
bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian
pelengkap penutup.
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah
Karangan:
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
Halaman Judul
Halaman Persembahan (kalau ada)
Halaman Pengesahan (kalau ada)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar (kalau ada)
Daftar Tabel (kalau ada)
B. Bagian Isi Karangan
Pendahuluan
Tubuh Karangan
Kesimpulan
C. Bagian Pelengkap Penutup
Daftar Pustaka (Bibliografi)
Lampiran (Apendix)
Indeks
Riwayat Hidup Penulis
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap
pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak
menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan
informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu
dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul
pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung
apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan
atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah
halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.
Dalam pembuatan
sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan,
penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas
pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit
kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun
penulisan.
Untuk memberikan
daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai
berikut:
·
Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
·
Judul harus menarik pembaca baik makna maupun
penulisannya.
·
Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
·
Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas,
penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama
kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
·
Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri
(untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang
tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
·
Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
UPAYA MENGATASI KEBODOHAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI DKI JAKARTA
·
Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat,
misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi
Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester
Ganjil 2009
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi
Ujian Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
·
Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama
dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM),
misalnya:
FAISHAL MAULANA
13111548
·
Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan
disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
·
Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi,
jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf
kapital, misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2008
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman
judul karangan formal:
·
Komposisi tidak menarik.
·
Tidak estetik.
·
Hiasan gambar tidak relevan.
·
Variasi huruf jenis huruf.
·
Kata “ditulis (disusun) oleh.”
·
Kata “NIM/NRP.”
·
Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
·
Kata-kata yang berisi slogan.
·
Ungkapan emosional.
·
Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak
terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu
semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi
satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja
Bila penulis
menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan
berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman
belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman
pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah
ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah
memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan
biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan
makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak
mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan
memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus
tertulis di dalamnya.
Judul skripsi
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri
dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis,
pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun
secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang
penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis
skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang
terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam
halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua
jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
·
Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
·
Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
·
Tulisan melampaui garis tepi.
·
Menulis nama tidak lengkap.
·
Menggunakan huruf yang tidak standar.
·
Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar
fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian
karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau
laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar.
Di dalamnya disajikan
informasi sebagai berikut:
·
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·
Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk
skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
·
Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk
skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
·
Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari
seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
·
Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang,
atau organisasi/lembaga yang membantu.
·
Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama
lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
·
Harapan penulis atas karangan tersebut.
·
Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan
saran.
Kata pengantar
merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah.
Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang
baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau
hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang
dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menguraikan isi karangan.
- Mengungkapkan perasaan berlebihan.
- Menyalahi kaidah bahasa.
- Menunjukkan sikap kurang percaya
diri.
- Kurang meyakinkan.
- Kata pengantar terlalu panjang.
- Menulis kata pengantar semacam
sambutan.
- Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat,
paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi
adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah
secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis
sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi
untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari
sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik
penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab.
Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku
itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus
tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar,
dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel
Bila dalam buku
itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus
tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan
nomor halaman.
B. Bagian Isi Karangan
Bagian isi
karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat
dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan
adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian
pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan
menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari
latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori,
dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi
yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab
kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik,
penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing
unsur pendahuluan sebagai berikut:
1. Latar belakang masalah, menyajikan:
Penalaran (alasan) yang menimbulkan
masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan
antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan.
Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau
induktif.
Kegunaan praktis hasil analisis,
misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan,
memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
Pengetahuan tentang studi kepustakaan,
gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan
penggunaan buku-buku terbaru.engungkapan masalah utama secara jelas dalam
bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis,
misalnya:bagaimana...., mengapa.....
Tidak menggunakan kata apa karena tidak
menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2. Tujuan penulisan berisi:
Target, sasaran, atau upaya yang hendak
dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa
budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh
X terhadap Y.
Upaya pokok yang harus dilakukan,
misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk
asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang
tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
Tujuan utama dapat dirinci menjadi
beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama
dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3. Ruang lingkup masalah berisi:
Pembatasan masalah yang akan dibahas.
Rumusan detail masalah yang akan
dibahas.
Definisi atau batasan pengertian istilah
yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang
sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas,
peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
4. Landasan teori menyajikan:
Deskripsi atau kajian teoritik variabel
X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil,
atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian
dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
Penjelasan hubungan teori dengan
kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan
menggunakan teori tersebut.
5.
Sumber data penulisan berisi:
·
Sumber data sekunder dan data primer.
·
Kriteria penentuan jumlah data.
·
Kriteria penentuan mutu data.
·
Kriteria penentuan sample.
·
Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6. Metode dan teknik penulisan berisi:
Penjelasan metode yang digunakan dalam
pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode
korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
Teknik penulisan menyajikan cara
pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data,
hasil analisis data, dan kesimpulan.
7. Sistematika penulisan berisi:
Gambaran singkat penyajian isi
pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
Penjelasan lambang-lambang,
simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b.Tubuh Karangan
Tubuh karangan
atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan
masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah
yang akan dibahas secara sistematis.
Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut
ini:
1.
Ketuntasan materi:
Materi yang
dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer.
Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang
telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain
yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2.
Kejelasan uraian/deskripsi:
Kejelasan
konsep: Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh,
jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke
sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu
memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis,
menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau
kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam
penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan
catatan kaki.
Kejelasan
bahasa: Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya.
Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada
kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata
konotatif atau kata kias sangat diperlukan) Kejelasan makna kalimat tidak
bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang
baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif
secara benar. Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat
paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan
adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
Kejelasan
penyajian dan fakta kebenaran fakta: Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan
dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang
terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan
ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto.
Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan
dalam penulisan karangan (ilmiah):
·
Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir,
saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini
dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan
bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
·
Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan
konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur
pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan
prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak
jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang
dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai
dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau
simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga
merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki
cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian
penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun
sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat
pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya
dengan dua cara:
·
Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat
dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau
tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
·
Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan
atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan
itu.
C. Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap
penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan
data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar
pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian
karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
·
Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan
koma.
·
Tahun terbit.
·
Judul buku: penulisannya bercetak miring.
·
Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan
penerbit..
·
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama
majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca
sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya,
misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
·
Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang
kedua tidak perlu dibalik.
·
Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang
dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
·
Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama
editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
·
Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·
Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan
urutan huruf awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran
(apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang
tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi
secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan
dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model
analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian
ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika
disertakan dalam uraian.
c.
Indeks
Indeks adalah
daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara
alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang
mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan
pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d.Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi,
tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut
daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan
penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat
tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan
karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
·
Keraf,
Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
·
HS,
Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
·
Maryani,
Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
·
http://yhaqi.blogspot.co.id/2015/01/konvensi-naskah.html Terakhir diakses tanggal 21-12-2015 pukul 15:26 WIB
·
http://imeldarickyayudibyanto.blogspot.com/2014/01/konvensi-naskah.htmlhttp://ebolemon.wordpress.com/2012/03/24/pengertian-konvensi/ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/Konvensi+Naskah.doc Terakhir
diakses tanggal 21-12-2015 pukul 15:26
WIB
Komentar
Posting Komentar