Peran Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah salah satu aspek terpenting dalam
keseimbangan sebuah organisasi, tanpa komunikasi maka organisasi tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya karena komunikasi dibutuhkan oleh setiap anggota
dari organisasi tersebut. Para anggota berkomunikasi untuk mencapai suatu
tujuan yang telah direncanakan pada awal organisasi itu dibentuk.
Komunikasi adalah "Suatu
proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain"(Ruben Brent D dan Lea P Stewart,2006). Dan
menurut Richmond dan McCroskey (2009) “Pentingnya komunikasi di dalam
masyarakat telah diakui selama beribu-ribu tahun, jauh lebih lama daripada yang
kita dapat tunjukkan melalui sejarah”.
Komunikasi membutuhkan
aksi dan reaksi, keduanya dibutuhkan dalam mencapai komunikasi yang maksimal. Jika
komunikasi berjalan maksimal maka cara dalam mencapai suatu tujuan akan semakin
mudah.
Jenis Komunikasi (Yogik Arianto,2013)
1. Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang disampaikan dengan cara tertulis atau lisan, yaitu
komunikator berbicara langsung kepada komunikan. Komunikasi jenis ini termasuk
sering digunakan dalam kehidupan berkomunikasi karena komunikasi verbal lebih
mudah digunakan. Komunikasi verbal mencakup aspek aspek berupa :
· Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi
tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak
dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
· Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses
bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau
terlalu lambat.
· Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara
dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan
intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan
hambatan dalam berkomunikasi.
· Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan
(1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan
stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat
bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
·
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan
secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih
mudah dimengerti.
· Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang
perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia
untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau
memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang disampaikan tanpa kata- kata atau dengan kata lain,
komunikasi non verbal dilakukan dengan mengekspresikan seluruh anggota badan.
Contohnya apabila seseorang berkunjung ke negara asing namun belum menguasai
bahasa di negara tersebut mereka akan berkomunikasi dengan menggerakkan tangan
atau menunjukkan ekspresi yang dapat dimengerti oleh warga asing. Yang termasuk
komunikasi non verbal adalah :
· Ekspresi wajah Wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
· Kontak mata, merupakan sinyal alamiah
untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau
tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak
mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya
· Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal
mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa
pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang
atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
· Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang
berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
· Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan
juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan
komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal
lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
·
Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan
tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau
sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
Tahapan Proses Komunikasi (lusa,2009)
·
Penginterprestasian. Hal yang diinterpretasikan adalah motif
komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap
pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan
(masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut
interpreting.
·
Penyandian. Tahap ini masih ada dalam komunikator
dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke
dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia
berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi
konkret.
·
Pengiriman. Proses ini terjadi ketika komunikator
melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan
jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
·
Perjalanan. Tahapan ini terjadi antara komunikator
dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
·
Penerimaan. Tahapan ini ditandai dengan diterimanya
lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
·
Penyandian Balik.
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui
peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil
menguraikannya (decoding).
·
Penginterpretasian. Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak
lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif
membantu organisasi lebih memahami seseorang atau situasi dan memungkinkan kita
untuk menyelesaikan perbedaan, membangun kepercayaan, rasa hormat, dan
menciptakan lingkungan di mana ide-ide kreatif dapat tumbuh. Mungkin terlihat
sederhana, namun banyak dari anggota organisasi yang mencoba berkomunikasi
dengan orang lain ataupun orang lain yang berkomunikasi dengan anggota
organisasi menjadi salah paham sehingga dapat menimbulkan konflik. Maka dari
itu mempelajari komunikasi yang efektif membantu
suatu organisasi dalam menyampaikan tujuan menjadi lebih baik.
Apa saja yang deperlukan
dalam mempelajari komunikasi yang efektif?
1. Mendengarkan. Mendengarkan adalah salah
satu aspek yang paling penting dari komunikasi yang efektif. Mendengarkan dengan
sempurna berarti tidak hanya memahami kata-kata atau informasi yang
dikomunikasikan, tetapi juga memahami bagaimana pembicara merasakan apa yang
mereka komunikasikan.
2. Menggunakan komunikasi Non Verbal.
Cara komunikan melihat, mendengar, bergerak, dan bereaksi terhadap orang lain
memberitahu komunikator bagaimana komunikan
memahami apa yang disampaikan,dalam hal
ini komunikasi non verbal dapat menyampaikan lebih banyak daripada komunikasi
verbal.
3. Mengelola stress. Jika dalam berkomunikasi
seseorang merasa stress maka apa yang akan disampaikan akan terganggu atau
bahkan tujuan tidak akan tersampaikan dengan baik, maka dari itu komunikator
harus bisa mengeola stress sehingga pada saat tujuan tersebut disampaikan, komunikan
dapat dengan mudah menerimanya.
4.
Mempunyai kesadaran emosional. Emosi
memainkan peran penting dalam cara kita berkomunikasi di rumah maupun di tempat
kerja. Ini adalah cara seseorang untuk merasakan, melebihi dari cara seseorang
berpikir, yang memotivasi Anda untuk berkomunikasi atau untuk membuat
keputusan. Cara komunikator bereaksi mempengaruhi komunikan memahami tujuan dan
bagaimana komunikan memahami komunikator.
Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan
cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber
daya yang ada(Heri,2013). Dalam implikasi manajerial dibutuhkan kemampuan
manajerial yaitu kemampuan untuk mengatur, mengkoordinasikan dan menggerakkan
para bawahan kearah pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi, tak
terbatas dari besar atau kecilnya organisasi tersebut. Dalam organisasi yang
besar, kesempatan manajer untuk mengadakan kontak dengan seluruh bawahan
relatif kecil sekali. Lebih-lebih dalam organisasi yang besar ruang lingkup
operasinya nasional atau internasional. Dengan demikian. Kegiatan
mengintegrasikan, mengkoordonasikan dan menggerakkan para bawahan oleh team
leader sebagai manajer puncak dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada
manajer menengah dan manejer pengawas.
Kemampuan manejerial itu
sendiri adalah sesuatu yang tidak terbentuk dengan mudah. Kemampuan itu lahir
dari suatu proses yang panjangnya yang terjadi secara perlahan-lahan melalui
proses pengamatan dan belajar. Bukti dari kemampuan manajerial adalah sejauh
mana tim kerja mampu berkinerja secara optimal. Dalam hal ini tim pimpinan di
semua tingkatan haruslah mampu menunjukkan bahwa mereka sanggup dekat secara
emosional pada bawahan sehingga bawahan memberikan dukungan dengan komitmen
yang kuat pada tim kerjanya.
Daftar Pustaka
- Ruben Brent D dan Lea P Stewart. 2006. Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon.
- Stacks, D & Salwen, M. 2009. An Integrated Approach to Communication Theory and Research. New York: Routledge.
- Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
- Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
- Yogik Arianto, Jenis- Jenis Komunikasi, http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/10/jenis-jenis-komunikasi-563927.html, 10 Maret 2015, 16:32 WIB.
- Lusa, Proses Komunikasi, http://www.lusa.web.id/proses-komunikasi/, 10 maret 2015, 16:38 WIB.
- Lawrence Robinson, Jeanne Segal & Robert Segal, Effective Communication, http://www.helpguide.org/articles/relationships/effective-communication.htm, 10 Maret 2015, 17:17 WIB.
- Heriyanto, Implikasi Manajerial, http://herisllubers.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial-implikasi.html, 10 Maret 2015, 17:30 WIB.
- Erlangga, Implikasi Manajer, http://erlanggaba.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajer.html, 10 maret 2015, 17:34 WIB.
Komentar
Posting Komentar