Kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam
wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan
berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda
tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan
kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan
maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P).
Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat
melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Di
sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Kalimat Tunggal
·
Kalimat Majemuk
Unsur-unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri dari
beberapa unsur antara lain :
1.
Predikat
(P)
Predikat dalam
pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan
inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa
verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat
di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang
tamu.
b. Anda dan saya tidak harus
pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras
sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa
Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan
ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh
kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata
maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring
tersebut berfungsi sebagai predikat. Kalimat a dan b adalah contoh kalimat
dengan predikat berkategori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d
adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat
adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori
nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan
predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah
contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat
preposisional.
2.
Subjek
(S)
Disamping
predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam
pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat,
kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada
kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh
contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung
Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak
Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa
ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
·
Merokok merupakan perbuatan mubazir.
·
Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum
sholat.
·
Tiga adalah sebuah angka.
·
Sakit bisa dialami semua orang.
3.
Objek
(O)
Objek bukan
unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang
berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi
subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan
menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya
berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam
kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster
Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah
buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku,
dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat
b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
4.
Pelengkap
(PEL)
Pelengkap atau
komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah
ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan
pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah
ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan
Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat
kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
5.
Keterangan
(K)
Unsur kalimat
yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat
diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada
kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan
(K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca
buku itu.
b. Kami membaca buku itu di
perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca
buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan
tang.
e. Dengan tang Tono mencabut
paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut
paku.
Pada enam
kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang
berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus
jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah
sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Pola Kalimat
Kalimat yang
kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar
yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan
berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu
tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Kalimat dasar dapat
dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1.) Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
·
Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
·
Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
·
Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
·
Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S /
P (kata bilangan)
2.) Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau
frasa nominal. Misalnya:
·
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S
/P / O
3.) Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan
pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
·
Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
4.) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
·
Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O /
Pel.
5.) Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan
karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
·
Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6.) Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa
nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. =
S / P / O / K
7.) Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata
sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
·
Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S /
P / Pel. / K
8.) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
= S / P / O / Pel. / K
Daftar Pustaka





Komentar
Posting Komentar